Pernahkan anda membaca bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan dalam kemasan yang dijual di toko, warung, mini market, super market, hipermarket, dan lain sebagainya? Jika anda rajin membaca ingredients alias bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut, maka anda pasti sering menemukan bahan-bahan aditif seperti penguat rasa, penyedap rasa, perisa, pewarna, pengawet, dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut rata-rata terbuat dari bahan kimia yang saat ini dinyatakan aman oleh pemerintah selama tidak dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
Apa kenyataan pahit yang bisa kita simpulkan dari bahan-bahan aditif pada makanan dalam kemasan yang ada di toko-toko? Sesuatu hal yang nyata yang harus kita terima dengan lapang dada adalah bahwa pada mulanya makanan-makanan yang dijual di toko tersebut rasanya tidak enak atau kurang enak. Agar rasanya bisa enak di lidah, maka para pengusaha makanan menggunakan jalan pintas dengan mencampur bahan-bahan kimia seperti penguat rasa, penyedap rasa dan pemberi rasa ke dalam bahan-bahan makanan yang akan diproses menjadi makanan.
Makanan maupun minuman yang aslinya rasanya biasa-biasa saja atau bahkan tidak enak dimakan / diminum, disulap menjadi lezat nikmat di lidah dengan ditambah zat perasa rasa-rasaan, penyedap rasa dan penguat rasa. Agar penampilan makanan dan minuman terlihat menarik, maka para pengusaha makanan dan minuman menambahkan zat pewarna makanan. Padahal mungkin penampakan asli makanan atau minuman tersebut sangat tidak menarik atau kurang sedap dipandang mata. Jadi bukan hal yang tidak mungkin selama ini kita merasakan rasa enak yang palsu dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Tidak ada yang tahu kira-kira bahan-bahan aditif yang digunakan pada industri makanan saat ini apakah akan menyebabkan masalah kesehatan atau tidak jika terus-menerus terkonsumsi seseorang dalam jangka panjang. Yang dapat kita lakukan hanyalah menjaga diri kita dari terlalu sering mengkonsumsi bahan-bahan aditif kimiawi yang ada di dalam makanan yang ada di toko-toko dan warung-warung di sekitar kita. Walau bagaimana pun juga makanan seaman apa pun juga tetap dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.
Apa kenyataan pahit yang bisa kita simpulkan dari bahan-bahan aditif pada makanan dalam kemasan yang ada di toko-toko? Sesuatu hal yang nyata yang harus kita terima dengan lapang dada adalah bahwa pada mulanya makanan-makanan yang dijual di toko tersebut rasanya tidak enak atau kurang enak. Agar rasanya bisa enak di lidah, maka para pengusaha makanan menggunakan jalan pintas dengan mencampur bahan-bahan kimia seperti penguat rasa, penyedap rasa dan pemberi rasa ke dalam bahan-bahan makanan yang akan diproses menjadi makanan.
Makanan maupun minuman yang aslinya rasanya biasa-biasa saja atau bahkan tidak enak dimakan / diminum, disulap menjadi lezat nikmat di lidah dengan ditambah zat perasa rasa-rasaan, penyedap rasa dan penguat rasa. Agar penampilan makanan dan minuman terlihat menarik, maka para pengusaha makanan dan minuman menambahkan zat pewarna makanan. Padahal mungkin penampakan asli makanan atau minuman tersebut sangat tidak menarik atau kurang sedap dipandang mata. Jadi bukan hal yang tidak mungkin selama ini kita merasakan rasa enak yang palsu dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi.
Tidak ada yang tahu kira-kira bahan-bahan aditif yang digunakan pada industri makanan saat ini apakah akan menyebabkan masalah kesehatan atau tidak jika terus-menerus terkonsumsi seseorang dalam jangka panjang. Yang dapat kita lakukan hanyalah menjaga diri kita dari terlalu sering mengkonsumsi bahan-bahan aditif kimiawi yang ada di dalam makanan yang ada di toko-toko dan warung-warung di sekitar kita. Walau bagaimana pun juga makanan seaman apa pun juga tetap dapat menimbulkan masalah kesehatan jika dikonsumsi terlalu banyak.
Komentar